Minggu, 27 November 2011

Sejarah Kota Malang

Kabupaten Malang

Kabupaten Malang
Lambang Kabupaten Malang
Lambang Kabupaten Malang
Motto: Satata Gama Karta Rahardja (Menata Semua Untuk Kesejahteraan)

Locator kabupaten malang.png
Peta lokasi Kabupaten Malang
Koordinat: -
Provinsi Jawa Timur
Dasar hukum -
Tanggal -
Pemerintahan
 - Bupati Rendra Kresna
 - DAU Rp. 1.049.561.624.000,-(2011)[1]
Luas 4.576 km2
Populasi
 - Total 2.339.000 jiwa (2003)
 - Kepadatan 511,15 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 0341
Pembagian administratif
 - Kecamatan 33
 - Kelurahan -
 - Situs web http://www.malangkab.go.id
Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya saat ini berada di Kota Malang. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota Kepanjen ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Malang yang baru. Kota Kepanjen saat ini sedang berbenah diri agar nantinya layak sebagai ibu kota kabupaten. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa sejuk, Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jawa Timur.

Pembagian administratif

Kabupaten Malang terdiri atas 33 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Kepanjen. Pusat pemerintahan sebelumnya berada di Kota Malang. Kota Batu dahulu bagian dari Kabupaten Malang, sejak tahun 2001 memisahkan diri setelah ditetapkan menjadi kota. Ibukota kecamatan yang cukup besar di Kabupaten Malang antara lain Lawang, Singosari, Dampit, dan Kepanjen.

Daftar kecamatan

Sejarah

Ketika kerajaan Singhasari dibawah kepemimpinan Akuwu Tunggul Ametung yang beristrikan Ken Dedes, kerajaan itu dibawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Pusat pemerintahan Singhasari saat itu berada di Tumapel. Baru setelah muncul Ken Arok yang kemudian membunuh Akuwu Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, pusat kerajaan berpindah ke Malang, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri, dan saat jatuh ke tangan Singhasari statusnya menjadi kadipaten. Sementara Ken Arok mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Dhandang Gendhis (1185 - 1222).
Kerajaan ini mengalami jatuh bangun. Semasa kejayaan Mataram, kerajaan-kerajaan yang ada di Malang jatuh ke tangan Mataram, seperti halnya Kerajaan Majapahit. Sementara pemerintahan pun berpindah ke Demak disertai masuknya agama Islam yang dibawa oleh Wali Songo. Malang saat itu berada di bawah pemerintahan Adipati Ronggo Tohjiwo dan hanya berstatus kadipaten. Pada masa-masa keruntuhan itu, menurut Folklore, muncul pahlawan legendaris Raden Panji Pulongjiwo. Ia tertangkap prajurit Mataram di Desa Panggungrejo yang kini disebut Kepanjen (Kepanji-an). Hancurnya kota Malang saat itu dikenal sebagai Malang Kutho Bedhah.
Bukti-bukti lain yang hingga sekarang merupakan saksi bisu adalah nama-nama desa seperti Kanjeron, Balandit, Turen, Polowijen, Ketindan, Ngantang dan Mandaraka. Peninggalan sejarah berupa candi-candi merupakan bukti konkrit seperti :
Pada zaman VOC, Malang merupakan tempat strategis sebagai basis perlawanan seperti halnya perlawanan Trunojoyo (1674 - 1680) terhadap Mataram yang dibantu VOC. Menurut kisah, Trunojoyo tertangkap di Ngantang. Awal abad XIX ketika pemerintahan dipimpin oleh Gubernur Jenderal, Malang seperti halnya daerah-daerah di nusantara lainnya, dipimpin oleh Bupati.
Kediaman bupati Malang (sekitar 1935)
Bupati Malang I adalah Raden Tumenggung Notodiningrat I yang diangkat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan resolusi Gubernur Jenderal 9 Mei 1820 Nomor 8 Staatblad 1819 Nomor 16. Kabupaten Malang merupakan wilayah yang strategis pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan. Bukti-bukti yang lain, seperti beberapa prasasti yang ditemukan menunjukkan daerah ini telah ada sejak abad VIII dalam bentuk Kerajaan Singhasari dan beberapa kerajaan kecil lainnya seperti Kerajaan Kanjuruhan seperti yang tertulis dalam Prasasti Dinoyo. Prasasti itu menyebutkan peresmian tempat suci pada hari Jum`at Legi tanggal 1 Margasirsa 682 Saka, yang bila diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada tanggal 28 Nopember 760. Tanggal inilah yang dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang. Sejak tahun 1984 di Pendopo Kabupaten Malang ditampilkan upacara Kerajaan Kanjuruhan, lengkap berpakaian adat zaman itu, sedangkan para hadirin dianjurkan berpakaian khas daerah Malang sebagaimana ditetapkan.

Arti lambang

Lambang Kabupaten Malang berarti:
  1. MERAH PUTIH = Perisai Segi Lima
  2. MERAH = Tulisan Kabupaten Malang
  3. KUNING EMAS = Garis tepi atap kubah
  4. HIJAU = Warna dasar kubah
  5. HIJAU = Gunung Berapi
  6. PUTIH = Asap
  7. PUTIH DAN HITAM = Keris
  8. PUTIH = Buku terbuka
  9. BIRU TUA = Laut
  10. PUTIH = Gelombang laut ( Jumlah 19 )
  11. KUNING EMAS = Butir padi ( Jumlah 45 )
  12. PUTIH = Bunga kapas ( Jumlah 8 )
  13. HIJAU = Daun kapas ( Jumlah 17 )
  14. KUNING EMAS = Bintang bersudut lima
  15. PUTIH DAN HITAM = Pita terbentang dengan sesanti Satata Gama Kartaraharja
  16. KUNING EMAS = Rantai ( Jumlah 7 )
Jiwa nasional bangsa Indonesia yang suci dan berani, dimana segala usaha ditujukan untuk kepentingan nasional berlandaskan falsafah Pancasila dilukiskan dengan PERISAI SEGI LIMA dengan garis tepi tebal berwarna MERAH PUTIH.
KUBAH dengan garis tepi atapnya berwarna KUNING EMAS dan warna dasar HIJAU mencerminkan papan atau tempat bernaung bagi kehidupan rohani dan jasmani diruang lingkup Daerah Kabupaten Malang yang subur makmur.
BINTANG BERSUDUT LIMA berwarna KUNING EMAS, mencerminkan Ketuhanan Yang Maha Esa berdasarkan Falsafah Pancasila yang Luhur dan Agung.
UNTAIAN PADI berwarna KUNING EMAS, DAUN KAPAS berwarna HIJAU serta BUNGA KAPAS berwarna PUTIH mencerminkan tujuan Masyarakat adil dan makmur.
DAUN KAPAS berjumlah 17 (Tujuh Belas), BUNGA KAPAS berjumlah 8 (Delapan), GELOMBANG LAUT berjumlah 45 (Empat Puluh Lima) mencerminkan semangat perjuangan Proklamasi 17 Agustus 1945.
RANTAI berwarna KUNING EMAS mencerminkan Persatuan dan Keadilan GUNUNG BERAPI berwarna HIJAU mencerminkan potensi Alam Daerah Kabupaten Malang sedangkan ASAP berwarna PUTIH mencerminkan semangat yang tak pernah kunjung padam.
LAUT mencerminkan kekayaan alam yang ada di daerah Kabupaten Malang sedangkan warna BIRU TUA mencerminkan cita-cita yang abadi dan tak pernah padam.
KERIS yang berwarna HITAM dan PUTIH mencerminkan Jiwa Kepahlawanan dan Kemegahan sejarah Daerah Kabupaten Malang. BUKU TERBUKA berwarna PUTIH mencerminkan tujuan meningkatkan kecerdasan rakyat untuk kemajuan.
Sesanti SATATA GAMA KARTA RAHARJA mencerminkan Masyarakat adil dan makmur materiil dan spirituil disertai dasar kesucian yang langgeng (abadi).

Maskot

Habitat jenis fauna burung Cucak Ijo ditengarai berasal dari kawasan Malang Selatan, walaupun di beberapa daerah lain juga terdapat burung sejenis. Didasari dengan latar belakang Chloropsis Sonnerati dan disusul kemudian dengan Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Malang tanggal 8 Pebruari 1996 bernomor 522.4/429.024/1995 tentang pelestarian flora dan fauna, Burung Cucak Ijo dimunculkan sebagai identitas fauna Kabupaten Malang. Kemudian dikukuhkan pula dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Malang, nomor 180/170/SK/429.013/1997, tentang Penetapan Maskot / Identitas Flora dan FaunaKabupaten Daerah Tingkat II Malang, tertanggal 26 April 1997. Dalam Surat Keputusan Bupati itu, untuk maskot flora ditetapkan Apel Manalagi (Malus Sylvestris Mill). Sedangkan untuk faunanya adalah Burung Cucak Ijo. Maksud penetapan maskot flora dan fauna tersebut sebagai upaya pengenalan sekaligus pelestarian yang didasari keunikan suatu jenis satwa dan tumbuhan tertentu yang terdapat di Kabupaten Malang serta merupakan ciri khas daerah. Penetapan maskot tersebut berperan pula sebagai sarana meningkatkan promosi kepariwisataan, penelitian dan pendidikan. Upaya pelestarian Burung Cucak Ijo ini dilakukan antara lain dengan cara pembangunan penangkaran terbesar yang sedang dibangun di Desa Jeru, Kecamatan Tumpang di atas lahan seluas 9,5 Ha dimana untuk Burung Cucak Ijo disediakan lahan seluas 0,5 Ha sedangkan lahan yang lain digunakan untuk pembudidayaan dan pelestarian flora dan fauna yang lain.

Keadaan geografis

Kabupaten Malang terletak pada 112 035`10090`` sampai 112``57`00`` Bujur Timur 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. Kabupaten di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang, barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri dan selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia
Dengan kondisi di atas, maka Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur.
Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar pantainya berbukit.
Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura, seperti salak dan semangka. Selain perkebunan teh, Kabupaten Malang juga berpotensi untuk perkebunanan kopi,dan cokelat(daerah pegunungan Kecamatan Tirtoyudo). Hutan jati banyak terdapat di bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan kapur.

Transportasi

Bus

Transportasi angkutan antarkota dilayani dengan bus, pesawat, dan kereta api. Terminal bus antarkota adalah Terminal Arjosari (terminal pusat yang melayani semua jurusan), Gadang (jurusan Dampit, Wajak, Lumajang, Blitar, dan Tulungagung), dan Landungsari (jurusan Jombang, Tuban, dan Kediri). Angkutan dalam kabupaten menggunakan bus mini dan angkutan pedesaan. Terminal di wilayah Kabupaten Malang adalah Kepanjen, Dampit, Wajak, Lawang, dan Tumpang.

Kereta api

Malang terletak di jalur kereta api lintas Surabaya-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya. Terdapat 6 stasiun di wilayah Kabupaten Malang (Lawang, Singosari, Pakisaji, Kepanjen, Ngebruk, dan Sumberpucung). Lintasan kereta api di wilayah Kabupaten Malang termasuk unik karena melewati dua buah terowongan di daerah Bendungan Sutami, Karangkates.

Pesawat

Bandara Abdul Rahman Saleh yang terletak di Kecamatan Pakis melayani penerbangan sipil dengan jurusan Malang - Jakarta (Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Batavia Air) dengan total penerbangan sebanyak 5 penerbangan per hari.

Pariwisata

Malang dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama Jawa Timur. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Malang.

Wisata gunung

Wisata air

  • Waduk Selorejo, terletak di Kecamatan Ngantang (di tepi jalan raya Malang-Kediri)
  • Kasembon Rafting, merupakan obyek wisata bagi pencinta olahraga arung jeram, terletak di Kasembon (70 km barat kota Malang).
  • Bendungan Sutami, terletak di Kecamatan Sumberpucung.
  • Bendungan Lahor,terletak di sebelah barat Bendungan Ir.Sutami (Sumberpucung,kab.Malang)
  • Taman Ria Sengkaling, terletak di tepi jalan raya Malang-Batu, terdapat kolam renang dan taman bermain.
  • Wendit Water Park, terletak di jalan raya Mangliawan Pakis. Sebuah tempat wisata yang baru saja di renovasi. Obyek wisata ini terkenal dengan sumber airnya dan kera-nya.
  • Pemandian Umbulan,merupakan pemandian bernuansa pegunungan terletak di Kecamatan Dampit tepatnya di Desa Ubalan 2 Km dari pusat kota.
  • Pemandian Dewi Sri, terletak di Kecamatan Pujon, menyajikan wisata pemandian air pegunungan. Wisata ini berada di dekat Pasar Pujon sebagai sentra pemasaran buah dan sayur mayur (Terminal Agribisnis Mantung).
  • Pemandian Ken Dedes, terletak di Kecamatan Singosari
  • Pemandian air panas Cangar,menyajikan kolam renang air panas di tengah hutan dan puncak gunung Arjuna. Kolam cukup luas, dan pemandangan menarik (banyak kera bergelayutan di dahan pohon hutan)

Wisata air terjun

Wisata sejarah

  • Candi Singosari dan arca Dwarapala, terletak di Kecamatan Singosari,
  • Candi Jago (Jayaghu) di Kecamatan Tumpang, merupakan makam Ranggawuni
  • Candi Kidal di kecamatan Tumpang, merupakan makam Anusapati, perlu diketahui dimana semua candi di kabupaten Malang sebagian besar adalah peninggalan sejarah kerajaan Singhasari, kecuali beberapa situs purbakala di sekitar wilayah Dau, Wagir dan Turen merupakan peninggalan kerajaan Kanjuruhan.

Wisata pantai

Pantai di kabupaten Malang (tahun 1907-1931)
  • Donomulyo: Modangan (70 km), Ngliyep 62 km, Jonggring Saloko (69 km), Kondang Bandung, Kondang Iwak, Bantol, Nglurung, Ngebros
  • Gedangan: Bajul Mati (58 km), Wonogoro (55 km), Nganteb
  • Bantur: Balekambang (57 km), Kondang Merak (59 km), Kipas
  • Sumbermanjing Wetan: Tamban (68 km), Rawa Indah, Tambak Asri (60 km), Sendangbiru (Segoro Anakan) (69 km)
  • Tirtoyudo: Sipelot, Lenggoksono, Tanger (70 km)
  • Ampelgading: Licin (64 km)
Catatan:
Angka di dalam kurung adalah jarak dari Kota Malang

Wisata agro

  • Kebun Teh PTPN Wonosari di kecamatan Lawang, terdapat agrowisata serta cottage yang dapat disewa jika ingin berlibur.
  • Wisata petik jeruk, di desa Selorejo kecamatan Dau
  • PWEC (Petungsewu Wildlife Ecosystem Conservation) di desa Petungsewu Dau
  • Wisata durian, disepanjang jalan raya Ngantang - Kasembon tepatnya di desa Pait.
Pusat informasi pariwisata Malang di alun-alun Merdeka

Olah Raga

Sepak Bola

  • Arema Indonesia, klub yang memang menjadi kebanggaan warga Malang Raya ini berlaga di ISL
  • Persekam / Metro FC, klub milik pemkab Malang ini pada musim 2009 - 2010 menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia dan pada musim 2011 akan berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia
kedua klub ini bermarkaskan di stadion Kanjuruhan, Kepanjen kabupaten Malang.


Sumber   ;  http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malang

Sejarah Badminton

Bulu tangkis


Ardy B. Wiranata, pemain bulu tangkis terkenal dari Indonesia
Bulu tangkis (sering disingkat bultang) atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.

Partai

Lapangan bulu tangkis
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis, yaitu:
  1. Tunggal putra
  2. Tunggal putri
  3. Ganda putra
  4. Ganda putri
  5. Ganda campuran

Lapangan dan jaring

Lapangan bulu tangkis berbentuk persegi panjang dan mempunyai ukuran seperti terlihat pada gambar. Garis-garis yang ada mempunyai ketebalan 40 mm dan harus berwarna kontras terhadap warna lapangan. Warna yang disarankan untuk garis adalah putih atau kuning. Permukaan lapangan disarankan terbuat dari kayu atau bahan sintetis yg lunak. Permukaan lapangan yang terbuat dari beton atau bahan sintetik yang keras sangat tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan cedera pada pemain. Jaring setinggi 1,55 m berada tepat di tengah lapangan. Jaring harus berwarna gelap kecuali bibir jaring yang mempunyai ketebalan 75 mm harus berwarna putih.

Perlengkapan

  • Raket
Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu tangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
  • Senar
Mungkin salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulu tangkis adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai 30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.
  • Kok
Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari plastik.
  • Sepatu
Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulu tangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulu tangkis mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.

Memainkan bulu tangkis

Area permainan
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi berseberangan pada kedua sisi jaring di lapangan bulu tangkis.
Permainan dimulai dengan salah satu pemain melakukan servis.
Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melewati jaring ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya kembali. Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda, seperti yang diperlihatkan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dikatakan "keluar". Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat mengembalikan kok (karena menyangkut di jaring atau keluar lapangan) maka lawannya akan memperoleh poin.
Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah meraih sejumlah poin tertentu.
Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis
a. Cara Memegang Raket Pegangan raket ada tiga macam, yaitu: 1. Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
2. Pegangan backhand Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan forehead.
3. Pegangan pukul kasur/Amerika Cara pegangan ini adalah mula-mula raket diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian ambil dan peganglah raket pada pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu jari dan jaritelunjuk menempel pada bagian permukaan yang lebar.
4. Pegangan campuran
b. Teknik Pukulan Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulitangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapanagn lawan. Terdapat macam-macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu: 1. Pukulan Servis Pukulan servis merupakan pukulan degan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu: a. Pukulan servis pendek b. Pukulan servis panjang c. Pukulan servis mendatar d. Pukulan servis cambuk
2. Pukulan Lob Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulitangkis yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat di lakukan dengan dua cara. yaitu: a. Overhead lob, yaiutu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang. b. Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.

Servis

Area servis
Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area lawan. Partai tunggal dan ganda memiliki area servis yang berbeda seperti yang diilustrasikan pada gambar. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan "keluar" dan poin untuk penerima servis.
Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang telah dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah poin genap dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga dilakukan saat jumlah poin masih nol.
Pada set pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali ditentukan dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang dari set sebelumnya.
Untuk partai ganda, beberapa peraturan berbeda diterapkan untuk perhitungan poin menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin:

Sistem pindah bola

  • Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari tiap-tiap pasangan sebagai "orang pertama". Pilihan ini berlaku untuk setiap set yang dimainkan.
  • Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi "orang pertama" saat melakukan servis.
  • Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing untuk tiap pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap awal set tidak mendapat kesempatan kedua.
  • Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah kanan, bukan oleh "orang pertama".

[sunting] Sistem reli poin

  • Setiap pasangan hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
  • Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan poin yang telah diraih oleh pasangan tersebut.
  • Pemain yang sama akan terus melakukan servis sampai poin berikutnya diraih oleh lawan.

Sistem perhitungan poin

Sejak Mei 2006, pada kejuaraan resmi seluruh partai menggunakan sistem perhitungan 3x21 reli poin. Pemenang adalah pemain/pasangan yang telah memenangkan dua set.

Sejarah

Permainan Battledore and Shuttlecock pada tahun 1854
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Cina.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore bulu tangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

Induk organisasi

International Badminton Federation (IBF) didirikan pada tahun 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Perancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada tahun 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.
Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.


Sumber   ;   http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu_tangkis

Pengajar TIK

Pak yozha, lahir di Malang, 31 Agustus. Saat ini mengajar sebagai instruktur dan sekaligus sebagai Kepala Lab.Komputer di salah satu Sekolah Kristen di wilayah kota Malang, Jawa Timur - Indonesia. Aktifitas sehari-hari adalah melayani di Yayasan Gerbang Indah Malang. Khususnya di bidang Team Pujian, Event/Multimedia, dan juga pelayanan kerohanian untuk remaja & pemuda. Selain itu juga melayani secara pribadi dan bersama dengan keluarga, untuk konseling, sharing dan "Belajar untuk Mengenal Tuhan Yesus". "Berkarya untuk Kemuliaan Nama Yesus", jadi landasan saya untuk selalu berkarya. Banyak bidang yang saya tekunin sekarang. Diantaranya sebagai Script Writer/blogger, Video & Music director, Event Management dsb. ALL 4 Jesus.

Inilah ayat kesukaan Pak Yozha.  Dari ayat ini, Pak  Heryosa Hudoyo, yang biasa dipanggil Pak Yosa di lingkungan SMP dan SMA Kristen Kalam Kudus Malang, mulai menjejakkan kaki di SD Kristen Kalam Kudus mulai tahun pelajaran 2011-2012 ini.

Selain sebagai pengajar mata pelajaran Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK), Pak Yozha juga sebagai Kepala Lab. Komputer di SKKK Malang, Jalan Prof. M. Yamin 47, telp. (0341) 325829, 332980, dan fax di (0341)321035, dan e-mail di labkom_skkkmlg@yahoo.com.  Tugas sebagai Kepala Lab Komputer yang harus Pak Yozha lakukan adalah: bertanggungjawab atas pengelolaan Lab. Komputer di lingkungan Sekolah Kristen Kalam Kudus, bertanggungjawab atas kurikulum teknologi dan komputer yang diajarkan pada siswa-siswi SD-SMA, baik reguler dan plus.

Hobi Pak Yozha adalah bermain musik, khususnya keyboard, otak-atik program komputer,  khususnya desain multimedia, mendengarkan musik: seperti jazz, easy listening, instrumental, nonton film dan sebagainya. Bidang lain yang saya tekuni adalah fotografi, baik fotografi jurnalistik dan fotografi artistik.   Keseluruhan hobi ini disalurkan di studio pribadi pak yozha, yang terletak di dalam rumah Pak Yozha, di jalan S. Supriadi 80 Malang. Artis favorit Pak Yozha adalah pianis David Foster.

Rabu, 23 November 2011

Karangan Ilmiah

PENGARUH LINGKUNGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bapak Paul Subyantoro, S.pd.


Nama Penulis  : 1. Yo Intan Purnama                                     (IX/21)
                          2. Monica Hayu Anggraeni Suryanto            (IX/10)
                          3. Rocky Milliano Roberts Hartono              (IX/14)



SMP KRISTEN KALAM KUDUS
Malang, November 2011

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya kami telah berhasil menyusun karangan ilmiah ini. Di dalam karangan ilmiah ini, kami akan membahas mengenai “Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa”. Kami menulis karangan ilmiah ini, agar dapat memenuhi tugas Bahasa Indonesia yang telahdi ajarkan.
Di dalam karangan ilmiah ini akan banyak diuraikan tentang adanya pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi siswa, berdasarkan hasil penelitian yang telah kami peroleh dari beberapa metode penelitian. Karangan ilmiah ini tentu tidak akan dapat menjadi sempurna tanpa bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami tim penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Ø  Bapak Paul Subyantoro selaku guru bahasa Indonesia yang telah mengajarkan kami tentang karangan ilmiah ini, sehingga kami dapat mengerjakannya dengan baik.
Ø  Maureen(VII), Rayvaldy(VII), Juitta(VII), Magdalena(VIII), William(VIII), Jessica(VIII), Maureen(VIII), Yoas(IX), Tommy(IX), dan Abednego(IX) yang telah bersedia untuk menjadi narasumber kami dalam penelitian kami.
Ø  Juga kepada semua siswa SMP Kristen Kalam Kudus yang telah bersedia untuk menjadi objek penelitian kami.

Harapan kami sehubungan dengan karangan ilmiah ini adalah semoga karangan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pengetahuan, untuk itulah kami telah berusaha mengerjakan karangan ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, namun seperti halnya semua hal yang ada di dunia ini yang memiliki ketidaksempurnaan, karangan ini pun pasti memiliki beberapa kekurangan, yang mungkin tidak kami sadari. Untuk itu, kritik, saran serta masukan yang ingin disampaikan akan kami terima dengan lapang dada, karena hal itu sangat bermanfaat guna penyempurnaan karangan ilmiah ini di masa mendatang. 

DAFTAR ISI                                                               Halaman
Halaman Sampul……………………………………………………....................................…...…...........i
Halaman Pengesahan………………………………………………….......................................…………ii
Kata Pengantar……………………………………………………....................................…….…… .…iii
Daftar Isi……………………………………………………………....................................…....…….....v

Bab I PENDAHULUAN                                                                                                                              
I.1. Latar Belakang……………………………………………...................................……….……..…..1
I.2. Tujuan Penelitian…………………………………………………....................................……..…...2
I.3. Manfaat Penelitian……………………………………………...................................…….…….......2
I.4. Rumusan Masalah…………………………………………...................................…........................2
I.5. Hipotesis…………………………………………………...................................……….....…….....3
I.6. Pembatasan Masalah……………………………………………...................................…....……....3
I.7. Metode Penelitian…………………………………………………......................................…….....3
Bab II PEMBAHASAN                                                                                                                             
II.1. Kajian Teori……………………………..……………………................................……...…...…5  
II.1.1. Lingkungan Keluarga……………………………………...................................……...….…....5
II.1.2. Lingkungan Pendidikan……………………………………....................................…...….……6
II.1.3. Pengertian Lingkungan Masyarakat…………………………....................................….....….....7
II.1.4. Penjelasan Singkat tentang Lingkungan Anak………………….....................................…..........9
II.1.5. Lingkungan Bagaimana yang Mempengaruhi Prestasi Siswa……................................................12
II.2. Hasil Penelitian………………..…………..……………….…………......................................…..14
II.2.1. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII….......................................….14
II.2.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII…….......................................17
II.2.3. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX……..........................................20

Bab III PENUTUP                                                                                                                                      
III.1.  Kesimpulan…………………….……………………..................................……………...…..23
III.2.  Saran…………………….…………………………….................................……………...…24
DAFTAR PUSTAKA        

Bab I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Lingkungan siswa biasanya meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dan dalam lingkungan siswa tersebut pasti membawa dampak positif dan dampak negatif, baik dalam pergaulan, tingkah laku, dan prestasi dalam belajar.
Lingkungan  keluarga merupakan salah satu contoh dari lingkungan siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.Misalnya lingkungan keluarga yang broken home,dapat menyebabkan anak kurang mendapat perhatian dan kasih sayang  dari orang tuanya. Oleh karena kurangnya perhatian tersebut, anak menjadi malas belajar,dan lebih memilih menghabiskan waktu di luar. Sehingga banyak yang memilih untuk mengikuti pergaulan bebas. Dan meninggalkan kewajibannya untuk belajar. Peran serta orang tua juga dapat mempengaruhi pergaulan, tingkah laku, dan prestasi belajar. Misalnya, orang tua yang selalu mendukung anak dalam proses belajarnya di rumah, selalu mengajarkan tentang menjaga kebersihan, dan memberi kebebasan yang bertanggung jawab kepada anak untuk bermain, ataupun dalam menggunakan fasilitas yang ada.
Selain dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah pun bisa mempengaruhi prestasi siswa. Misalnya keadaan lingkungan sekolah yang kurang bersih atau kurang nyaman, membuat anak menjadi terganggu dalam kondisi tersebut. Sehingga di dalam sekolah ia tidak bisa menggunakan waktunya untuk belajar dengan maksimal, di karenakan konsentrasi belajarnya terganggu. Dan tidak bisa untuk fokus dalam mengikuti kegiatan belajar. Selain itu, pengaruh teman-teman sekolah juga bisa mempengaruhi anak. Misalnya, anak yang bergaul dengan teman yang memiliki sikap-sikap kurang baik, dan teman-teman yang memiliki pergaulan tidak baik.
Selain dua lingkungan tersebut, ada lingkungan yang paling mempengaruhi yaitu lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat disebut paling mempengaruhi karena di dalam lingkungan masyarakat terdapat banyak fasilitas-fasilitas untuk bermain, dan juga banyaknya pola pergaulan yang ada, baik yang membawa dampak positif maupun yang membawa dampak negatif. Dalam lingkungan masyarakat, ada banyak aktivitas yang melibatkan anak-anak remaja terutama siswa-siswi SMP. Oleh karena itu, banyak siswa-siswi yang lebih memilih menghabiskan waktu di luar rumah untuk bermain, dan melupakan kewajibannya dalam belajar dan untuk pekerjaan rumah. Yang akibatnya mempengaruhi prestasinya dalam belajar.
Dari semua lingkungan siswa tersebut secara tidak sadar sudah berikatan dengan prestasi belajar siswa di sekolah dan dimana pun. Dan dari situlah kami dapat meneliti Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa.

I.2. Tujuan Penelitian
I.2.1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang.
I.2.2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang.
I.2.3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara lingkungan siswa dengan prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang.
I.2.4. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

I.3. Manfaat Penelitian
I.3.1. Bagi tim penulis, sebagai tambahan pengetahuan mengenai pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang.

I.3.2.  Bagi siswa SMP Kristen Kalam Kudus Malang, sebagai masukan mengenai pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa.

I.3.3.  Bagi pihak lain, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan khususnya dalam hal “Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa”.

I.4. Rumusan Masalah
1) Apa pengaruh antara lingkungan siswa dengan prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang?
2) Bagaimana lingkungan siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang?
3) Adakah pengaruh antara lingkungan siswa dengan prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang?

I.5. Hipotesis
Ada pengaruh antara lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa di SMP Kristen Kalam Kudus Malang. Apabila lingkungan siswa tersebut baik, maka prestasi siswa akan baik. Sebaliknya apabila lingkungan siswa cenderung buruk, maka prestasi siswa juga akan buruk.

I.6. Pembatasan Masalah
Karangan ilmiah ini hanya membahas mengenai pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa di kalangan SMP Kristen Kalam Kudus mulai kelas VII sampai dengan kelas IX, sedangkan untuk siswa di kalangan sekolah lain tidak dibahas.

I.7. Metode Penelitian
1.7.1. Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu siswa SMP Kristen Kalam Kudus Malang.
Dengan alamat        : Jalan Profesor Mohammad Yamin no.47 Malang.
Telepon                   : (0341) 325829

1.7.2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam rangka meneliti pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa, kami menggunakan dua cara, yaitu dengan metode angket dan metode wawancara.
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975).
Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga ( WS. Winkel, 1987).
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data (I. Djumhur, 1985).
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis juga.

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung (face to face) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis).
Alasan kami menggunakan metode angket dan wawancara, karena metode tersebut merupakan metode termudah untuk memperoleh data secara lebih ringkas dan jelas, dan untuk mendeteksi seberapa jauh pengaruh lingkungan siswa terhadap prestasi belajar siswa, khususnya siswa SMP Kristen Kalam Kudus Malang.

Bab II PEMBAHASAN

II.1. Kajian Teori
II.1.1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Tujuan pendidikan secara universal adalah agar anak menjadi mandiri, bukan hanya dapat mencari nafkahnya sendiri, tapi juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan semua kemampuan fisik, mental, sosial dan emosional yang dimilikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produkif.
Motivasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan, serta merupakan landasan esensial yang mendorong manusia untuk tumbuh, berkembang, dan maju dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Fungsi – fungsi dasar seperti kehidupan nalar (rasio), kehidupan perasaan, keterampilan psikomotorik maupun intuisinya, yaitu suatu kondisi kesadaran yang dilandasi ketidaksadarannya. Penyatuan fungsi- fungsi tersebut akan menumbuhkan kemampuan kreatif anak untuk menempuh hidup dengan kemampuan motivasi yang terarah.
Untuk itu dalam lingkungan rumah harus diciptakan kondisi yang kondusif bagi anak, yaitu suatu suasana yang demokratis yang terbuka, saling menyayangi, dan saling memercayai. Komunikasi dua arah antara orang tua dan anak sangat penting dibangun bagi perkembangan anak. Dengan landasan inilah anak akan berkembang menjadi pribadi yang harmonis, yaitu anak lebih peka terhadap kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan lebih sadar akan tujuan hidupnya, sehingga menjadi lebih termotivasi dan lebih yakin dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Sarana belajar juga dianggap sebagai salah satu prasyarat motivasi belajar, meskipun bukan menjadi suatu ukuran mutlak untuk perwujudan peningkatan motivasi belajar. Tentu saja, sarana fisik dapat berguna bagi peningkatan motivasi belajar, apabila dimanfaatkan secara efektif.
Suatu lingkungan keluarga baru dapat dikatakan berusaha memenuhi tuntutan motivasi belajar, apabila keluarga tersebut dapat mengadakan lingkungan yang kaya stimulasi mental dan intelektual, dengan mengusahakan suatu suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan kepada anak secara spontan dapat menyatakan dan memerhatikan diri terhadap berbagai kejadian di dalam lingkungannya.

II.1.2. Lingkungan Pendidikan
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.

A.    Pengertian dan Fungsi Pendidikan
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.


II.1.3. Pengertian Lingkungan Masyarakat
Pengertian Lingkungan Masyarakat – Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara gradual ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”.  Alam sekitar mencakup segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat letaknya, baik dari masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada dimensi waktu dan tempat. Lingkungan  adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada individu.
Lingkungan ini mengitari sejak manusia dilahirkan sampai dengan meninggalnya. Antara  lingkungan dengan manusia ada pengaruh yang timbal balik. Artinya lingkungan mempengaruhi manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Henry E Garret mengemukakan,
“Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri individu. Di samping itu lingkungan juga difungsikan  sebagai  sumber  pengajaran “atau sumber belajar”.
Sertain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruh tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita, kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen-gen yang lain.
Sedangkan istilah masyarakat dalam istilah bahasa Inggris disebut society, dalam bahasa Arab disebut musyarakah artinya bersama-sama kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Istilah sosiologinya di sebut berinteraksi.
Masyarakat suatu sistem sosial atau kesatuan hidup yang mempunyai banyak faktor dalam pembentukannya, sehingga banyak definisi masyarakat yang dikemukakan oleh Hartono sebagai berikut:
1. Linton (seorang ahli antropologi) mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama , sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
2. M.J. Haeskovitas menulis bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu.
3.  Gilin mengatakan, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
4. S.R. Steimentz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai perhubungan erat dan teratur.
5. Lebih terperinci dikemukakan oleh Mac Iver, bahwa masyarakat adalah satu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. System yang kompleks yang selalu berubah atau jaringan-jaringan dari relasi sosial.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dideskripsikan ciri-ciri masyarakat sebagai berikut:
1.                  Manusia hidup bersama.
2.                  Bergaul dalam jangka waktu yang lama.
3.                  Setiap anggotanya menyadari dirinya sebagai satu kesatuan.
4.                  Bersama-sama membangun suatu kebudayaan yang menjadi pedoman dalam hidup bersama.
Sedangkan menurut Prof. Robert W. Richey memberikan batasan tentang masyarakat adalah sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang (relatif) sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai satu kesatuan (kelompok).
Jadi, lingkungan masyarakat adalah tempat terjadinya sebuah interaksi suatu sistem dalam menghasilkan sebuah kebudayaan yang terikat oleh norma-norma dan adat istiadat yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.
II.1.4.  Penjelasan Singkat tentang Lingkungan Anak
Perkembangan anak masih dalam taraf pembelajaran yang dipengaruhi oleh berbagai lingkungan.Lingkungan yang mempengaruhi yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
a. Keluarga
Adalah lingkungan yang paling awal dan utama dalam perkembangan anak. Anak mempunyai waktu yang lebih banyak sekitar 5-6 jam sehari di rumah. Lingkungan keluarga adalah pembentuk awal kepribadian dan perilaku anak. Kehangatan yang ada pada keluarga terutama kasih sayang dan perhatian orang tua sangat membantu perkembangan anak. Peran keluarga sangat penting yaitu:
1. Tempat yang awal bagi pemberian perlakuan anak.
2. Interaksi sosial yang paling lama dalam sehari-hari.
3. Lebih mempunyai kedekatan batin kepada orang tua.
4. Interaksi yang dilakukan anggota keluarga adalah alami ( tidak dibuat-buat ) karena mereka mempunyai kebebasan berkespresi, wajar, dan tidak formal.
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak bisa berpengaruh langsung. Yaitu:
1. Menjadi model bagi perilaku anak. Orang tua akan menjadi gambaran baik atau jeleknya perilaku. Orang tua yang berperilaku jelek maka anaknya tidak disadari akan meniru perilaku jelek dari orang tuanya. Dan begitu sebaliknya. Jadi disarankan bagi orang tua agar memberi contoh anaknya harus berhati-batu. Karena masa perkembangan anak masih sangat erat atau keluarga memberikan kontribusi penting bagi hubungannya dengan perilaku yang ditiru oleh anak.
2. Memberi hukuman, di dalam keluarga akan terjadi pemberian hukuman kepada anak jika anak melakuakan kesalahan atau kebaikan. Umpamanya anak mendapatkan juara, otomatis orang tua akan bangga atau senang sehingga secara tidak langsung orang tua akan memberikan hadiah sebagai contoh dari hukuman yang bersifat positif. Begitu pula dengan anak yang mengalami suatu kesalahan seperti menjadi anak yang nakal. Otomatis akan mendapatkan hukuman dari orang tuanya untuk tidak melakukan hal tersebut.
3. Perintah langsung. Perintah yang langsung diucapkan orang tua kepada anaknya untuk melakukan sutu hal yang menjadi keinginan atau harapan dari orang tuanya.Sehingga, anak bisa belajar mengerti keinginan dan harapan orang tuanya.
4. Menyatakan peraturan-peraturan agar anak bisa melakukan suatu hal dengan mempertimbangkan peraturan tersebut.
5. Membantu anak untuk lebih berfikir dengan nalar yang diperolehnya melalui definisi yang dilakukan orang tua pada sutu peristiwa.
6. Menyediakan fasilitas seperti buku untuk menambah atau meningkatkan perkembangan anak.
Keluarga benar-benar lingkungan yang menjadi sumber dari segala sumber awal perkembangan anak.Walaupun demikian keluarga harus benar-benar mendukung bahkan pengajaran yang dilakukan oleh orang tua tidak boleh menghalangi perkembangan anak.kadang orang tua merasa bahwa mereka berhak mengatur anaknya, karena merasa mereka bertanggung jawab besar bagi anak.sehingga mereka kadang memberikan batasan yang terlalu ketat. Itu malah tidak baik bagi perkembangan anak.karena anak merasa tidak bebas berekspesi.Hal yang baik ci seperti kebebasan tetapi juga memberi batasan. Maksudnya, seorang anak dibolehkan melakukan apa yang mereka inginkan yang memang baik untuk perkembangan anak. orang tua berperan untuk mengawasinya. Ketika anak itu memang sudah keluar jalur.

b. Sekolah
Selain keluarga, sekolah juga memberikan pengaruh bagi perkembangan anak.Bisa dikatakan sekolah menjadi tempat ke dua anak. Begitu, selain keluarga tempat perkembangan anak yaitu sekolah. selain dirumah kebanyakan anak melakukan aktifitasnya di sekolah. Bertemu dengan teman sebaya dan guru sebagai pengganti orang tua. Menurut Santrock dan Yussen bahwa sekolah sebagai suatu masyarakat kecil bagi anak yang memiliki budaya, norma dan aturan, serta tuntutan-tuntutan tertentu. Jadi, sekolah merupakan pembatasan bagi anak dalam perilaku, perasaan, dan sikapnya. Harapan anak dalam masyarakat sekolah memiliki pengaruh kuat terhadap aspek-aspek pribadi, seperti; perkembangan adentitas, keyakinan akan kemampuan sendiri, image tentang kehidupan dan kemungkinan karir, hubungan-hubungan sosial serta standar perilaku benar dan salah.

c. Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan tempat hidup dan bergaul anak dengan anak sebaya dan orang yang lebih tua. Di lingkungan masyarakat anak akan mendapat pengalaman berupa perilaku dan budaya yang bisa mendukung perkembangan anak. Pengalaman tersebut akan memberikan kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku dan perkembangan anak. Lingkungan masyarakat merupakan tempat yang bisa mendukung segala sesuatu yang di dapatkan di sekolah dan keluarga. Tetapi tergantung juga dengan lingkungan masyarakatnya ci,, jika lingkungan mendukung maka apa yang kita dapatkan dari sekolah dan keluarga pun akan terdukung. Berhubungan dengan masyarakat ada 2 hal yang perlu dibahas, yaitu:
1. Pergaulan dengan teman sebaya (anak tentangga). Pergaulannya dengan teman sebaya akan menyebabkan terjadinya suatu komunitas dan lingkungan masyarakat sendiri yang berbeda dengan komunitas keluarga. Mereka akan mempunyai harapan dan kultur yang benar berbeda dengan orang tua. Terjadinya kerjasama lebih mudah di wujudkan karena kesamaan umur dan cara pendang yang di hasilkan.
2. Lingkungan masyarakat juga tidak hanya memberikan dukungan positif bagi perkembangan anak, tetapi bisa berdampak negatif. Sebagai orang tua, mereka juga patut untuk menjaga buah hati.Jaman sekarang lingkungan masyarakat juga bisa mengubah perkembangan anak terutama media informasi.Informasi yang disajikan dalam waktu dekat-dekat ini sangat terbuka. Informasi apa saja yang ingin kita peroleh akan mudah di dapatkan atau diakses. Internet dan tv merupakan media yang sekarang banyak pengaruhnya bagi perkembangan anak. Bahkan internet saja sudah bisa diakses oleh kalangan anak kecil.Jadi, orang tua harus lebih waspada untuk menjaga anak darti dampak negative yang diperoleh dari media informasi.
Dapat di simpulkan bahwa semua lingkungan dari keluarga, sekolah dan masyarakat bisa mendukung perkembangan anak.Lingkungan ini saling berpengaruh.Hanya saja orang tua harus lebih menjaga anaknya agar meminimalisir aspek negative yang di dapatkan oleh anak.Tidak dipungkiri anak adalah masa perkembangan yang masih butuh bimbingan dari orang tua dan pengarahan.

II.1.5. Lingkungan yang Bagaimana yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa?
Prestasi dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orangtua terhadap anaknya. Prestasi yang baik tentu akan diperoleh dari proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru.
Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak.
Perlunya perhatian faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang nyaman dan kondusif mengakibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik.Termasuk juga keaktifan proses mental untuk sering dilatih, sehingga nantinya menjadi suatu kegiatan yang terbiasa.
Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa saja faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
a. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses sosialisasi anak. Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).

b. Lingkungan sekolah
Menurut Ormrod (2006) lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) , yaitu:
1) Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial.
2) Adanya kurikulum yang menantang dan terarah.
3) Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap sekolah.
4) Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik
5) Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.
6) Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah
7) Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut
8) Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi, membantu dan bekerja sama
 9) Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat
10) Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan murid
Sedangkan di kelas, sebaiknya kelas cukup besar dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak sehingga guru dapat memonitor setiap siswa.Kelas yang baik dan produktif adalah kelas yang nyaman secara tata ruang, memunculkan motivasi internal siswa untuk belajar, kegiatan guru yang terarah serta kegiatan monitor terhadap siswa (Gage & Berliner, 1992).

II.2. Hasil Penelitian
II.2.1. Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada siswa kelas VII, kami memperoleh data sebagai berikut :
           
II.2.1.1. Lingkungan Siswa
            Siswa kelas VII memiliki lingkungan siswa yang bermacam-macam. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dengan menggunakan angket, yang berisi 6 pertanyaan yang mengarah kepada lingkungan siswa, kami mendapati bahwa :
Ø    Dalam Lingkungan Masyarakat
·                     8 siswa memiliki banyak tempat bermain di sekitar rumahnya, dan 4 siswa tidak memiliki tempat bermain di sekitar rumahnya.
Ø    Dalam Lingkungan Sekolah
·                     4 siswa memiliki lingkungan yang bersih di sekolah, dan 8 siswa menganggap lingkungan sekolahnya lumayan bersih.
·                     5 siswa selalu membantu menjaga kebersihan kelas, 4 siswa jarang membantu menjaga kebersihan kelas, dan 3 siswa hanya membantu menjaga kebersihan kelas jika di suruh.
Ø    Dalam Lingkungan Rumah
·                     4 siswa masih di perintah orang tua jika akan belajar, dan 8 siswa sudah tidak menunggu perintah orang tua jika akan belajar.
·                     10 siswa mendapatkan dukungan dalam belajar, dan 2 siswa tidak mendapatkan dukungan dalam belajar.
·                     1 siswa mendapat dukungan motivasi yang baik dalam belajar dari ayahnya, 4 siswa mendapat dukungan motivasi yang baik dalam belajar dari ayah dan ibunya, dan 2 siswa mendapatkan hal itu dari tante dan pamannya.

II.2.1.2. Prestasi Siswa
            Selain lingkungan siswa, prestasi siswa juga kami teliti. Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan menggunakan angket, yang berisi 5 pertanyaan, dan juga melalui wawancara dari 3 orang siswa sebagai perwakilan, yang berisi 3 pertanyaan dan mengarah pada prestasi siswa, kami mendapati bahwa :
Ø    Melalui Angket
·                     7 siswa sering belajar untuk pelajaran besoknya, 4 siswa jarang belajar untuk pelajaran besoknya, dan 1 siswa tidak pernah belajar untuk pelajaran besoknya.
·                     4 siswa baru belajar ketika ada ulangan, dan 7 siswa tidak hanya saat ada ulangan.
·                     4 siswa menghabiskan waktu 1 jam untuk belajar, dan 8 siswa menghabiskan waktu lebih dari 1 jam.
Ø    Melalui Wawancara
·                     1 siswa termasuk siswa yang berprestasi, dan selalu mendapat nilai rata-rata 90 dalam setiap ulangan harian. Dan lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut adalah lingkungan rumah, yaitu adanya dukungan dari orang tua, dan memiliki kenyamanan dalam tempat belajarnya.
·                     2 siswa termasuk siswa yang kurang berprestasi, dan memiliki nilai rata-rata 60-70 dalam setiap ulangan harian. Dan lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut adalah lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat, yaitu kurang mendukungnya kondisi belajar yang di butuhkan, dan adanya pengaruh masyarakat yang membuat siswa menjadi terpengaruh.


II.2.1.3. Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Siswa
            Setelah mengamati hasil penelitian di atas, ternyata sebagian besar siswa kelas VII terlibat dalam lingkungan siswa, yang meliputi lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
            Pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar siswa ternyata tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan rumah.Kebanyakan dari mereka mendapat dukungan dari orang tua mereka. Dan yang paling mempengaruhi mereka dalam belajar di lingkungan rumah diantaranya tidak bisa konsentrasi dengan suasana yang ramai, kondisi belajar yang kurang nyaman, dan pada pergaulan yang bersangkutan dengan proses belajar.
Saat kami mengadakan penelitian melalui wawancara, kami mendapatkan hasil bahwa 33,3% siswa mendapatkan nilai rata-rata di atas SKM. Dan 66,7% siswa mendapatkan nilai rata-rata di bawah SKM. Dari data tersebut, kami menyimpulkan bahwa hanya sepertiga siswa yang dapat disebut berprestasi. Dan sisanya merupakan siswa yang kurang berprestasi dalam kelas. Saat kami teliti ternyata siswa yang berprestasi tersebut selalu mengulangi pelajaran yang sudah di ajarkan di sekolah dengan rajin. Setelah kami teliti ternyata hal tersebut disebabkan oleh lingkungan belajar di rumahnya yang mendukung, seperti adanya peran serta orang tua dalam mendukung dan memberi motivasi untuk anak tersebut belajar. Sedangkan siswa yang kurang berprestasi hanya belajar dengan rajin pada saat ada ulangan, dan tidak pernah mengulang pelajaran yang telah diajarkan. Setelah kami adakan penelitian, ternyata anak tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain daripada belajar di rumah. Sehingga prestasinya mengalami gangguan.
Ada beberapa faktor dalam lingkungan siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah bermain. Dari beberapa siswa kelas VII, mereka memilih untuk bermain daripada belajar ataupun membantu orang tua di rumah, sehingga prestasinya dalam belajar berkurang.



II.2.2. Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada siswa kelas VIII, kami memperoleh data sebagai berikut :
           
II.2.2.1. Lingkungan Siswa
            Siswa kelas VIII memiliki lingkungan siswa yang bermacam-macam. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dengan menggunakan angket, yang berisi 6 pertanyaan yang mengarah kepada lingkungan siswa, kami mendapati bahwa :
Ø    Dalam Lingkungan Masyarakat
·                     12 siswa memiliki banyak tempat bermain di sekitar rumahnya, dan 9 siswa tidak memiliki tempat bermain di sekitar rumahnya.
Ø    Dalam Lingkungan Sekolah
·                     10 siswa memiliki lingkungan yang bersih di sekolah, dan 11 siswa menganggap lingkungan sekolahnya lumayan bersih.
·                     9 siswa selalu membantu menjaga kebersihan kelas, 1 siswa tidak pernah membantu menjaga kebersihan kelas, 7 siswa jarang membantu menjaga kebersihan kelas, dan 4 siswa hanya membantu menjaga kebersihan kelas jika di suruh.
Ø    Dalam Lingkungan Rumah
·                     4 siswa masih di perintah orang tua jika akan belajar, dan 17 siswa sudah tidak menunggu perintah orang tua jika akan belajar.
·                     15 siswa mendapatkan dukungan dalam belajar, dan 6 siswa tidak mendapatkan dukungan dalam belajar.
·                     1 siswa mendapat dukungan motivasi yang baik dalam belajar dari ayahnya, 7 siswa mendapatkan hal itu dari ibunya, dan 12 siswa mendapat dukungan motivasi yang baik dalam belajar dari ayah dan ibunya

II.2.2.2. Prestasi Siswa
            Selain lingkungan siswa, prestasi siswa juga kami teliti. Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan menggunakan angket, yang berisi 5 pertanyaan, dan juga melalui wawancara dari 4 orang siswa sebagai perwakilan, yang berisi 3 pertanyaan dan mengarah pada prestasi siswa, kami mendapati bahwa :
Ø    Melalui Angket
·                     8 siswa sering belajar untuk pelajaran besoknya, 11 siswa jarang belajar untuk pelajaran besoknya, dan 2 siswa tidak pernah belajar untuk pelajaran besoknya.
·                     13 siswa baru belajar ketika ada ulangan, dan 6 siswa tidak hanya saat ada ulangan.
·                     8 siswa menghabiskan waktu 1 jam untuk belajar, dan 12 siswa menghabiskan waktu lebih dari 1 jam.
Ø    Melalui Wawancara
·                     1 siswa termasuk siswa yang berprestasi, dan selalu mendapat nilai rata-rata 80-90 dalam setiap ulangan harian. Dan prestasi tersebut tidak dipengaruhi oleh lingkungan siswa.
·                     1 siswa termasuk siswa yang berprestasi, dan selalu mendapatkan nilai rata-rata 80 dalam setiap ulangan. Dan lingkungan yang mempengaruhinya adalah lingkungan rumah, yaitu keadaan rumah yang tenang dan nyaman.
·                     2 siswa termasuk siswa yang kurang berprestasi, dan memiliki nilai rata-rata 60-70 dalam setiap ulangan harian. Dan lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut adalah lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat, yaitu adanya sarana bermain.



II.2.2.3. Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Siswa kelas VIII
            Setelah mengamati hasil penelitian di atas, ternyata sebagian besar siswa kelas VIII terlibat dalam lingkungan siswa, yang meliputi lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
            Pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar siswa ternyata tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan rumah. Kebanyakan dari mereka mendapat dukungan dari orang tua mereka. Dan yang paling mempengaruhi mereka dalam belajar di lingkungan rumah diantaranya tidak bisa konsentrasi dengan suasana yang ramai, kondisi belajar yang kurang nyaman, adanya fasilitas teknologi yang mengasyikan, dan pada pola pergaulan dalam masyarakat yang membawa pengaruh buruk.
Saat kami mengadakan penelitian melalui wawancara, kami mendapatkan hasil bahwa 50% siswa mendapatkan nilai rata-rata di atas SKM.Dan 50% siswa mendapatkan nilai rata-rata di bawah SKM. Dari data tersebut, kami menyimpulkan bahwa hanya setengah siswa yang dapat disebut berprestasi. Dan sisanya merupakan siswa yang kurang berprestasi dalam kelas. Saat kami teliti ternyata siswa yang berprestasi tersebut selalu mengulangi pelajaran yang sudah di ajarkan di sekolah dengan rajin.Kemudian setelah kami teliti ternyata hal tersebut disebabkan oleh lingkungan belajar di rumahnya yang mendukung, seperti adanya peran serta orang tua dalam mendukung dan memberi motivasi untuk anak tersebut belajar. Sedangkan siswa yang kurang berprestasi hanya belajar dengan rajin pada saat ada ulangan, dan tidak pernah mengulang pelajaran yang telah diajarkan. Setelah kami adakan penelitian, ternyata anak tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain daripada belajar di rumah. Sehingga prestasinya mengalami gangguan.
Ada beberapa faktor dalam lingkungan siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah bermain, dan adanya fasilitas teknologi yang membuat siswa cenderung untuk menggunakannya setiap saat, contohnya :  HP, dan komputer. Dari beberapa siswa kelas VIII, rata-rata mereka memilih untuk menggunakan waktunya untuk bersantai dan menikmati fasilitas-fasilitas yang ada.

II.2.3. Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada siswa kelas IX, kami memperoleh data sebagai berikut :
           
II.2.3.1. Lingkungan Siswa
            Siswa kelas IX memiliki lingkungan siswa yang bermacam-macam. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan dengan menggunakan angket, yang berisi 6 pertanyaan yang mengarah kepada lingkungan siswa, kami mendapati bahwa :
Ø    Dalam Lingkungan Masyarakat
·                     12 siswa memiliki banyak tempat bermain di sekitar rumahnya, dan 5 siswa tidak memiliki tempat bermain di sekitar rumahnya.
Ø    Dalam Lingkungan Sekolah
·                     3 siswa memiliki lingkungan yang bersih di sekolah, 12 siswa menganggap lingkungan sekolahnya lumayan bersih, dan 1 siswa menganggap sekolahnya sangat kotor.
·                     10 siswa selalu membantu menjaga kebersihan kelas, 5 siswa jarang membantu menjaga kebersihan kelas, dan 2 siswa hanya membantu menjaga kebersihan kelas jika di suruh.
Ø    Dalam Lingkungan Rumah
·                     10 siswa masih di perintah orang tua jika akan belajar, dan 6 siswa sudah tidak menunggu perintah orang tua jika akan belajar.
·                     10 siswa mendapatkan dukungan dalam belajar, dan 6 siswa tidak mendapatkan dukungan dalam belajar.
·                     4 siswa mendapat dukungan motivasi yang baik dalam belajar dari ibunya, dan 4 siswa mendapat dukungan motivasi yang baik dalam belajar dari ayah dan ibunya.
II.2.3.2. Prestasi Siswa
            Selain lingkungan siswa, prestasi siswa juga kami teliti. Berdasarkan penelitian yang sudah kami lakukan menggunakan angket, yang berisi 5 pertanyaan, dan juga melalui wawancara dari 3 orang siswa sebagai perwakilan, yang berisi 3 pertanyaan dan mengarah pada prestasi siswa, kami mendapati bahwa :
Ø    Melalui Angket
·                     7 siswa sering belajar untuk pelajaran besoknya, 8 siswa jarang belajar untuk pelajaran besoknya, dan 2 siswa tidak pernah belajar untuk pelajaran besoknya.
·                     12 siswa baru belajar ketika ada ulangan, dan 5 siswa tidak hanya saat ada ulangan.
·                     10 siswa menghabiskan waktu 1 jam untuk belajar, dan 5 siswa menghabiskan waktu lebih dari 1 jam.
Ø    Melalui Wawancara
·                     2 siswa termasuk siswa yang berprestasi, dan selalu mendapat nilai rata-rata 70-90 dalam setiap ulangan harian. Karena kondisi belajar di rumahnya, tenang dan nyaman.
·                     1 siswa termasuk siswa yang kurang berprestasi, dan memiliki nilai rata-rata 50-70 dalam setiap ulangan harian. Dan lingkungan yang mempengaruhi siswa tersebut adalah lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat, yaitu kurang tenang dan nyamannya tempat belajar di rumah, adanya pengaruh dari teman yang membuat siswa tersebut menjadi malas dalam belajar.

II.2.3.3. Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Siswa kelas IX
            Setelah mengamati hasil penelitian di atas, ternyata sebagian besar siswa kelas IX  terlibat dalam lingkungan siswa, yang meliputi lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
            Pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar siswa ternyata tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan rumah. Kebanyakan dari mereka mendapat dukungan dari orang tua mereka. Dan yang paling mempengaruhi mereka dalam belajar di lingkungan rumah diantaranya tidak bisa konsentrasi dengan suasana yang ramai, kondisi belajar yang kurang nyaman, dan pada pola pergaulan dalam masyarakat yang membawa pengaruh buruk.
Saat kami mengadakan penelitian melalui wawancara, kami mendapatkan hasil bahwa 66,7% siswa mendapatkan nilai rata-rata di atas SKM di setiap ulangan harian. Dan 33,3% siswa mendapatkan nilai rata-rata di bawah SKM di setiap ulangan harian. Dari data tersebut, kami menyimpulkan bahwa hanya duapertiga siswa yang dapat disebut berprestasi. Dan sisanya merupakan siswa yang kurang berprestasi dalam kelas. Saat kami teliti ternyata siswa yang berprestasi tersebut selalu mengulangi pelajaran yang sudah di ajarkan di sekolah dengan rajin. Kemudian setelah kami teliti ternyata hal tersebut disebabkan oleh lingkungan belajar di rumahnya yang mendukung, seperti adanya peran serta orang tua dalam mendukung dan memberi motivasi untuk anak tersebut belajar. Sedangkan siswa yang kurang berprestasi hanya belajar dengan rajin pada saat ada ulangan, dan tidak pernah mengulang pelajaran yang telah diajarkan. Setelah kami adakan penelitian, ternyata anak tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain daripada belajar di rumah. Sehingga prestasinya mengalami gangguan.
Ada beberapa faktor dalam lingkungan siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satunya adalah bermain, dan adanya fasilitas teknologi yang membuat siswa cenderung untuk menggunakannya setiap saat, contohnya, HP, dan komputer. Dari beberapa siswa kelas IX, rata-rata mereka memilih untuk menggunakan waktunya untuk bersantai dan menikmati fasilitas-fasilitas yang ada.


Bab IV PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
               Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
IV.1.1. Siswa Kelas VII
a.       Lingkungan Siswa Kelas VII
Sebagian siswa kelas VII lebih terlibat dengan lingkungan rumah yang memiliki fasilitas-fasilitas teknologi.
b.      Prestasi Siswa Kelas VII
Duapertiga  siswa kelas VII termasuk siswa yang kurang berprestasi dan sepertiganya termasuk siswa berprestasi.
c.       Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Siswa Kelas VII
Dari kedua objek penelitian di atas, kami menyimpulkan bahwa : “Ada Pengaruh antara Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII.”
IV.1.2. Siswa Kelas VIII
a.       Lingkungan Siswa Kelas VIII
Sebagian siswa kelas VIII terlibat dengan lingkungan rumah yang memiliki fasilitas-fasilitas teknologi, dan lingkungan masyarkat yang memiliki banyak tempat bermain.
b.      Prestasi Siswa Kelas VIII
Separuh  siswa kelas VIII termasuk siswa yang kurang berprestasi dan separuhnya lagi termasuk siswa berprestasi.
c.       Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Siswa Kelas VIII
Dari kedua objek penelitian di atas, kami menyimpulkan bahwa : “Ada Pengaruh antara Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII.”
IV.1.3. Siswa Kelas IX
a.       Lingkungan Siswa Kelas IX
Sebagian siswa kelas IX terlibat dengan lingkungan rumah yang memiliki fasilitas-fasilitas teknologi, lingkungan sekolah yang kurang bersih, dan lingkungan masyarakat yang memiliki banyak tempat bermain.
b.      Prestasi Siswa Kelas IX
Duapertiganya  siswa kelas IX termasuk siswa yang kurang berprestasi, dan sepertiga siswa termasuk siswa berprestasi.
c.       Pengaruh Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Siswa Kelas IX
Dari kedua objek penelitian di atas, kami menyimpulkan bahwa : “Ada Pengaruh antara Lingkungan Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX.”

IV.2. Saran
               Berdasarkan kesimpulan di atas maka di bawah ini akan dikemukakan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi seluruh siswa SMP Kristen Kalam Kudus untuk dapat lebih menguasai diri dan menghindarkan diri dari lingkungan-lingkungan siswa yang membawa dampak negative, adapun saran-saran yang kami berikan adalah sebagai berikut :
1.      Dalam lingkungan rumah, untuk dapat belajar dengan nyaman pastikan lingkungan rumah dalam keadaan bersih. Rajin-rajinlah membersihkan lingkungan rumah agar dapat memiliki lingkungan rumah yang bersih dan nyaman. Kemudian, gunakan fasilitas yang telah diberikan orang tua dengan waktu yang secukupnya, dan tidak menganggu waktu untuk belajar.
2.      Dalam lingkungan sekolah, untuk dapat nyaman dalam belajar pastikan untuk berkonsentrasi dan tidak memikirkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah. Untuk dapat memiliki lingkungan belajar yang tenang, bekerja samalah dengan teman sekelas untuk tetap tenang dan tidak menimbulkan keramaian.
3.      Dalam lingkungan masyarakat, pilihlah pergaulan yang membawa dampak baik dan tidak terlibat dengan pergaulan bebas. Jangan terlalu sering bermain di luar agar waktu dapat di gunakan untuk belajar.

 
Daftar Pustaka

Abidin, Muhammad Zainal. 2011. “Pengertian Lingkungan Masyarakat”. http://www.masbied.com/2011/06/21/pengertian-lingkungan-masyarakat/, diakses 21 Juni 2011
Anggar, Aditya. 2008. “Pengertian Kuesioner”. http://www.psend.com/users/jsarwono/bab12.html,  diakses 27 Oktober 2008
Ariyanti, Fitri. 2011. ”Lingkungan Anak”. http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/09/lingkungan-anak/, diakses 09 January 2011
Hartoto, 2008.“Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan”. http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/16/bab-v-pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/, diakses 16 Juli 2008
McDougelas. 2009. “Pengertian Wawancara”. http://mcdougelas.blogspot.com/2009/11/pengertian-wawancara.html, diakses 05 November 2009